BLANTERORBITv102

    Asah Kemampuan Menulis, Berangkat dari Kelas ODOP Tembus Media (OTM)

    Kamis, 03 Maret 2022
    asah kemampuan menulis

    Ngodop - Faktor lingkungan akan sangat berdampak pada pengembangan diri setiap individu. Jika lingkungan sekitarnya positif, pengembangan potensi dirinya akan bagus. Sebaliknya, jika lingkungan negatif akan membuat dirinya stagnan dan tidak berkembang. Memilih lingkungan yang baik bukan hanya di dunia nyata, akan tetapi perlu dipilah juga yang ada di dunia maya.

    Asah Kemampuan Menulis Melalui OTM

    Komunitas One Day One Post (ODOP) sebagai komunitas yang tepat untuk para penulis. ODOP bergerak dengan visinya untuk menjadi komunitas penulis terbesar dalam karya dan prestasi, di Indonesia. Untuk mencapai visi tersebut, maka misi yang dilakukan adalah dengan menumbuhkan minat baca tulis, sebagai salah satu sumbangsih kepada dunia literasi dan tanah air, serta mencetak penulis ideal tanpa mengedepankan materi/bisnis dalam proses belajar.

    Misi tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kelas-kelas peminatan bagi anggota ODOP. Salah satunya adalah kelas ODOP Tembus Media (OTM). Di kelas ini, anggota akan dikenalkan dengan media-media lokal maupun nasional yang bisa menerbitkan karya mereka. Disertai penjelasan apa saja jenis tulisan yang bisa diterima. Termasuk karakter seperti apa yang diminati redaksi. Di samping itu, OTM juga menjadi fasilitator dan mengirimkan ke media berhonor.

    "Rata-rata sudah bagus tulisannya tapi banyak yang belum tahu media yang berhonor," terang Wakhid Syamsudin sebagai Penanggung Jawab Kelas OTM.

    Adapun kegiatan di dalamnya adalah pemberian materi setiap minggu, berupa informasi rubrik di media tertentu mengenai batas panjang naskah, alamat emailnya, juga berapa honor yang akan diterima jika dimuat. Dalam waktu sepekan, peserta diharuskan mengirim tulisan ke media yang dituju pada minggu tersebut. Jadi, peserta langsung praktik dari apa yang disampaikan oleh pemateri.

    Anggota komunitas ODOP yang mengikuti program ini saat pendaftaran sejumlah 55 peserta. Namun, setiap bulannya akan ada eliminasi bagi anggota yang mengerjakan tugas di bawah batas minimal. Yang menjadi tantangan bagi anggota adalah benturan waktu dan kesibukan masing-masing, sehingga banyak yang perlahan mundur. Akan tetapi yang bertahan juga cukup banyak. Tantangan lain di kelas OTM, mereka juga harus bisa menulis genre yang di luar kebiasaannya.

    "Di kelas OTM tugas kirim ke media genrenya macam-macam. Jadi yang semula nyaman nulis fiksi ternyata harus mau mencoba mengirim tulisan nonfiksi atau sebaliknya," tambah Wakhid.

    Sementara tantangan bagi OTM sendiri adalah bagaimana mencarikan banyak informasi peluang menulis untuk anggota. Karena sejak akhir 2019 banyak media cetak berguguran, baik yang benar-benar tak cetak lagi, ataupun yang menghilangkan honor pada tulisan yang dimuat. Kebanyakan koran dan majalah beralih daring dan menutup peluang bagi penulis lepas.

    Namun, pesatnya perkembangan digital memberikan peluang baru. Saat ini banyak media bermunculan, ditambah pencairan honor yang cepat. Hal ini menjadi penyemangat bagi para anggota untuk terus menulis. Di bulan Januari terdapat 14 anggota OTM yang karyanya sudah dimuat di media. Di antaranya, Halima Maysaroh, Lidwina Rohani, Naila Zulfa, Anisa Sustianing, Fitriati Manasikana, Wakhid Syamsudin, dan Karunia Sylviany Sambas terbit di Koran Solopos dengan rubrik Ah Tenane pada hari yang berbeda.

    Tulisan hikmah Fitriati Arina Manasikana dan cerpen Heru Sang Amurwabumi terbit di Web Maarif NU Jateng. Kemudian tulisan lakon Lidwina Rohani, kiat oleh Elin DS, dan Pustaka oleh Pebri Ika terbit di Web Ngodop. Berikutnya, tulisan Karunia Sylviany Sambas terbit di Koran Minggu Pagi dan Fitriati Arina Manasikana terbit di Koran Merapi.

    Komentar para anggota terhadap kelas OTM sangat positif dan mengaku lebih bersemangat saat berjuang bersama-sama. Meski sudah pernah lolos media tidak berhenti mencoba, sementara yang belum pernah lolos tetap selalu berusaha. Salah satu motivasi anggota untuk terus bergerak adalah agar tidak dikeluarkan dari grup OTM.

    "Aneh tapi nyata, beberapa rubrik yang saya tuju sebeluk OTM, tidak tembus. Begitu dijadikan tugas, alhamdulillah tembus. Berkah nyimak materi OTM dan berlomba agar tidak terlewat deadline pengiriman. Khawatir dikeluarkan dari grup, terus kehilangan semangat kirim ke media," tutur Karunia Sylviany Sambas yang juga salah satu anggota OTM.

    Anggota ODOP yang ingin ikut asah kemampuan menulis, yuk ikutan ODOP Tembus Media! Sukses terus team OTM! 

    Reporter : Arinal Haq