BLANTERORBITv102

    Belajar dari Kegagalan, Jihan dan Karunia Berhasil Menjadi Pemenang Favorit APA 2023!

    Senin, 05 Februari 2024

    Komunitas ODOP kembali mendapatkan kabar bahagia sekaligus membanggakan. Januari belum usai, masih dalam euforia tahun baru, tetapi dua pejuang dari Komunitas ODOP telah menorehkan prestasi pada Ajang Pewarta Astra 2023. Dua perempuan berprestasi yang membuka lembaran baru 2024 dengan cemerlang. Mereka adalah Jihan Mawaddah dan Karunia Sylviany Sambas, para inspirator bertahan dalam bidangnya.

    APA merupakan ajang kompetisi tahunan yang diadakan oleh Astra dan selalu ditunggu-tunggu. Menjanjikan para peserta lomba dengan hadiah fantastis bagi yang berhasil menjadi pemenang. Pada APA, para peserta lomba terbagi dari tiga kategori: wartawan, fotografer, dan bloger. Para peserta lomba diharuskan meliput para peraih Satu Indonesian Award dari Astra. Hasilnya dituangkan dalam bentuk fotografi ataupun artikel feature.

    pemenang favorit APA 2023

    Jihan dan Karunia, Mengisi Jajaran Prestasi pada Ajang Pewarta Astra (APA) 2023

    Tahun 2023, Ajang Pewarta Astra kembali menggema, memanggil para wartawan, fotografer, dan juga bloger untuk kembali berkompetisi. Bersaing menjadi yang paling terbaik dan sebagai ajang pembuktian diri. Seperti tahun-tahun sebelumnya, APA merupakan kompetisi yang paling diincar, selain dari hadiah fantastis, juga terdapat proses yang menantang. Oleh karena itu, APA sering kali berlangsung dengan durasi hampir setengah tahun.

    Namun, kompetisi tetap kompetisi. Satu sama lain saling bersaing. Masing-masing peserta lomba, tentu punya perjuangan dan proses sendiri. Namanya proses, akan selalu ada pengorbanan dan perjuangan. Memang tidak mudah, tetapi adanya tekad, ambisi, dan tujuan, menjadi fondasi untuk tetap berada di jalan dan memastikan diri tidak mundur, apa lagi menyerah.

    Pada akhirnya, kompetisi bukan hanya tentang menang ataupun kalah. Menang bukan berarti bertahan, kalah bukan berarti gagal. Akan tetapi, bagaimana menjadikan kompetisi sebagai ajang pembelajaran. Bukankah kegagalan akan memberikan sebuah pelajaran penting? Kita tidak akan pernah tahu bentuk keberhasilan, kalau tidak ada kegagalan, ‘kan? Berhenti berasumsi bahwa gagal adalah hal sia-sia. Selama kita mau belajar dari pengalaman, perlahan-lahan kegagalan akan menuntun kita pada keberhasilan. Bukankah gagal juga bagian dari proses?

    Begitu pula dengan kisah para juara kita, Jihan dan Karunia. Punya proses dan perjuangan yang berbeda, tetapi berada di satu jalur. Bagaimana kisahnya?

    Jihan Mawaddah

    pemenang favorit APA 2023

    Bukan pertama kali, tetapi ini kesekian kalinya Jihan kembali berjibaku pada APA 2023. Apakah sebelumnya berhasil? Belum. Lantas, bagaimana akhirnya Jihan kembali dan mau merajut kegagalannya di APA 2023? Seorang bloger asal Malang ini mengungkapkan bahwa kegagalannya pada APA 2022 dijadikan bahan pembelajaran, dia justru sama sekali tidak menyesalinya. Jihan menyadari kurang menunjukkan effort dibanding tahun 2023.

    Salah satu tantangan seorang kompetitor adalah bagaimana agar rasa minder bisa teratasi. Untuk mengatasi dan menjaga agar mood menulis tetap on fire, ibu beranak satu ini berusaha menepis jauh-jauh perasaan insecure atau hal-hal yang mendatangkan rasa minder dan rendah diri karena tulisan tidak bagus.

    Jihan juga memaparkan, perkara menang ataupun kalah itu memang soal rezeki. Sebab, juri APA setiap tahunnya berbeda-beda. Hal ini membuatnya yakin dan optimis, kalau kalah berarti belum jodoh dengan juri karena tulisan pemenang tergantung pula dengan selera para juri.

    Tidak sedikit pula orang-orang yang akhirnya memilih berhenti—parahnya menyerah pada kegsgalan. Secara responsif, ketika berada dalam kompetisi, punya ekspektasi untuk menjadi pemenang. Namun, kadang-kadang kita lupa untuk mempersiapkan diri terhadap sesuatu yang terjadi di luar dugaan. Bukan berarti berkompetisi tidak boleh berambisi, permasalahannya adalah apakah tetap bisa bangkit dari kegagalan. 

    Hal ini pun dialami oleh Jihan, dia tidak kenal kata menyerah. Apa itu gagal? Dia akan mencoba hingga akhirnya jadi yang terbaik.

    “Aku ambis banget untuk menang dan aku enggak akan berhenti sebelum dapat juara, itu goals-nya,” seru Jihan bersemangat.
    Setidaknya, itu salah satu karakter dan mental yang bisa diterapkan untuk kita semua. Boleh kecewa karena gagal, tetapi bukan berarti dijadikan pemicu untuk berhenti, ‘kan? Jihan pun berpesan, APA itu jurinya per tahun berbeda, sebisa mungkin tetap maksimalkan usaha meskipun belum kunjung mendapatkan juara, dan jangan menyerah.

    Pada tahun 2023, Jihan memilih untuk meriset salah satu peraih Satu Indonesia Award, yaitu Justitia Avila Veda.

    Momen berkesan sekaligus menjadi pengalaman emosional bagi Jihan adalah ketika proses riset menulis APA 2023. Ketika riset, ditemukan fakta kekeresan verbal paling banyak terjadi di dunia maya, hal ini membuat para perempuan yang mengadu ke Justitia Avila Veda harus mendapatkan pendamping psikologis. 

    Betapa geramnya Jihan terhadap anak-anak muda zaman sekarang, dengan mudah menebar kekerasan verbal. Hal ini membuatnya tidak bisa lupa sampai saat ini dan akan membantu Justitia Avila Veda untuk meminimalisir, meskipun hanya di dunia maya.

    “Aku kayak merasa kenapa, ya, orang-orang pada jahat banget? Apa, ya, akar masalahnya?”

    Tak tanggung-tanggung, Jihan membuat tiga artikel sekaligus untuk membahas kekerasan pada perempuan yang ditangani oleh Justitia Avila Veda ini. Beruntungnya, satu artikel menjadi salah satu pemenang favorit di ajang APA 2023. 

    Karunia Sylviany Sambas

    pemenang favorit APA 2023

    Bagi Karunia, menjadi pemenang kategori favorit pada APA 2023 bukanlah kemenangan kecil seperti yang dikatakan orang-orang. Lebih dari itu, perempuan asal Tanjungbalai, Sumatera Utara ini justru amat bersyukur dan menyatakan bahwa menjadi pemenang kategori favorit pada APA 2023 merupakan salah satu harapannya ketika melakukan submit naskah lomba. Baginya, dengan naskahnya berhasil menjadi pemenang kategori favorit dari ribuan artikel yang masuk adalah pencapaian yang wajib disyukuri.

    Perkataan orang bukanlah pemicu yang membuat Karunia merasa minder. Pada akhirnya, kemenangan akan menemukan mahkota dan melekat di orang yang tepat. Mahkota yang dipakai saat ini buah dari usahanya berproses merampungkan naskah lomba. Banyak perjuangan yang dihadapi, tidak menjadi masalah harus bersaing dengan ribuan peserta lainnya. Karunia justru mengaku sangat berjuang untuk mengalahkan dirinya sendiri. Salah satu tantangannya adalah manajemen waktu.

    Tantangan ketika menulis naskah lomba, Karunia tidak hanya berjibaku menyusun artikel dengan sebaik mungkin. Di sisi lain, perempuan yang berprofesi sebagai bidan ini juga harus dihadapkan dengan kesibukan di RS tempatnya bekerja. Di waktu yang bersamaan mendekati deadline submit artikel, dia menjadi salah satu anggota pokja karena RS tersebut sedang dalam masa akreditasi.

    Ini bukan pertama kali, memang tidak bisa dibantah lagi bahwa di balik kemenangan akan selalu ada kegagalan-kegagalan. Masing-masing orang memang punya cara sendiri untuk menyikapi kegagalan. Selsma tidak bersikap menyerah dan mundur, maka itu tidak mengapa. Begitu pula dengan Karunia, nyatanya dua tahun lalu pun pernah mengikuti kompetisi tahunan APA ini, tetapi dia jadikan pembelajaran untuk memperbaiki artikelnya pada APA 2023. 

    Awalnya, Karunia mengira bahwa APA merupakan kompetisi khusus wartawan. Namun, saat melihat ada pars bloger menjadi pemenang, dia membuka mata dan memutuskan untuk mengikuti kompetisi tersebut.

    “Di dalam masa-masa itu. Saya harus siapkan ekstra tenaga karena saya perhatikan naskah pemenang APA selanjutnya, artikel yang dilombakan bukan tipikal artikel yang bisa dikerjakan dalam satu malam saja jika punya target memperoleh kemenangan.”

    Meskipun, pada dasarnya sebagai manusia punya rasa minder, tetapi jangan jadikan mindrr sebagai penghambat dan penghalang untuk menjadi pemenang. Selanjutnya, Karunia pun memberikan kiat untuk meminimalisir rasa minder. Dia tidak begitu minder dengan para peserta lain. 

    Justru, Karunia memilih untuk belajar dari para pemenang lomba. Dia menilai artikel para pemenang, bahkan menelisik rekam jejaknya. Mengambil ilmu, begitu katanya. Hal ini dijadikan acuan dan landasan atas keinginan selanjutnya, yaitu menjadi pemenang di APA 2024. 

    “Tentu punya, Kak. Apalagi Sang Jawara diganjar sepeda motor plus diundang ke Jakarta. Hahaha, Insyaallah ada kesempatan berikutnya untuk sampai pada pencapaian ini. Aamiin.”

    Menariknya dan patut kita pelajari juga, Karunia tidak tanggung-tanggung mengirim 6 naskah artikel sekaligus pada APA 2023. Mengingat APA membebaskan peserta lomba untuk mengirim tulisan lebih dari satu. 

    Sekaligus jadi momen paling berkesan, masing-masing naskah yang dibuat Karunia pun punya perjuangannya sendiri. Dan, salah satunya berhasil membawanya pada kemenangan. Sementara itu, sebelumnya dia tidak penah membuat naskah berjenis artikel feature pada blognya.

    Pelajaran dari Jihan dan Karunia untuk ODOPers

    Pemenang APA 2023

    Melihat perjuangan antara Jihan dan Karunia, bukankah ada satu kesamaan di sana? Yup, mereka sama-sama pernah kalah dan gagal di ajang yang sama sebelumnya dan berhasil menjadi pemenang favorit pada APA 2023. Itu karena mereka bangkit dari kegagalan, kalah bukanlah akhir dari perjuangan, melainksn proses yang mengantar kita sampai menjadi pemenang. Meski harus bersusah-payah, berkeluh-kesah, selama tidak menyerah, peluang akan menunggu kita di titik kemenangan.

    Jihan dan Karunia merupakan anggota ODOP yang kini keduanya aktif menjadi pengurus Komunitas ODOP 2024—2025. Jihan Mawaddah saat ini mengemban tugas sebagai Ketua Umum dan Karunia sebagai penanggung jawab beberapa divisi. 

    Keduanya bersama tim yang lain punya tujuan baik untuk para ODOP-ers. Mereka memberikan pesan pelajaran bermakna untuk kita semua dalam setiap perjuangan. Kini, Jihan dan Karunia telah menjadi inspirasi dan akan terus menginspirasi.

    Pelajaran dari Jihan Mawaddah, “Ini tuh semata karena aku memang ada goals karena aku orangnya enggak akan berhenti sebelum goals tercapai, yaa akan jalan terus meskipun harus kalah berkali-kali. Pelajarannya adalah: usahakan risetnya yang mendalam, terus ambil dari sisi yg berbeda. Selain itu, sebenarnya kalau bisa wawancara ke narasumbernya langsung lebih oke sih. sayangnya aku enggak bisa wawancara langsung jadi cuma mengandalkan riset. Di 2022 lalu risetku kurang tajam dan kurang mendalam, selain itu tema yang aku ambil juga pas itu tentang budaya dan agaknya aku payah bahas soal itu.”

    Pesan pelajaran dari Karunia Sylviany Sambas, “Pesan buat ODOPers. Jangan pernah menunda waktu untuk memulai ikhtiar kemenangan. Jika sudah punya satu impian, silakan perjuangkan sampai lelah tiba dan tak mampu berdiri. Buat yang sudah mau menyerah, ayo bangkit kembali karena kemenangan kita bisa jadi tinggal satu langkah lagi. Intinya, jangan pernah menganggap impianmu sekecil apapun karena kekuatan mimpi sering kali di luar ekspektasi!”

    Selanjutnya, apakah kamu yang akan mengikuti jejak Jihan dan Karunia?


    Reporter : Yuvina Zaharany