BLANTERORBITv102

    Mencicipi Fragmen Kehidupan dalam Sekumpulan Fiksi Mini Divorbia

    Sabtu, 15 Januari 2022

    Oleh: Pebri Ika

    Menyampaikan cerita dalam ruang terbatas tentu menjadi tantangan tersendiri bagi penulis. Setiap kata harus dipilah sedemikian rupa agar tidak ada yang sia-sia. Divorbia menjadi bukti bahwa Sabrina Lasama mampu menciptakannya dengan sangat indah.

    Buku berisi 16 judul fiksi mini dengan jalan cerita beragam ini diramu sedemikian rupa sehingga mau tak mau membuat pembaca berdecak kagum sekaligus merenung di setiap akhir kisahnya. Buku ini juga dilengkapi ilustrasi yang semakin memanjakan mata. Seperti menikmati hidangan fragmen kehidupan semeja makan dalam sekali gigitan, itulah sensasi yang akan pembaca rasakan ketika menyelami sekumpulan fiksi mini Divorbia.

    Jangan sakiti ibuku! Ia selalu menyuruhku membaca doa. Ia selalu mendoakan orang-orang di dunia masuk surga.

    Buku ini dibuka dengan dengan cerita tragis tentang Aye Lwin dari Rakhine. Kisah Aye adalah cermin bahwa konflik etnis bisa membuat manusia yang seharusnya berwelas asih menjadi sedemikian kejam untuk melukai siapa pun. Tulisan ini semakin menyayat hati karena dibawakan dari sudut pandang anak kecil tiga tahun.

    Pierre cintaku. Aku tidak tahu apakah itu pisau atau peluru yang bersarang di dada kirim. Sebab hanya kabar duka yang datang padaku kala itu. Apa pun itu telah menanggalkan nyawamu.

    Cinta menjadi benang merah dalam cerita-cerita Divorbia. Cinta anak kepada ayah dan ibunya, cinta orang tua kepada darah dagingnya, cinta kakak terhadap adiknya, cinta seorang kekasih terhadap pujaan hatinya, bahan cinta tanpa hubungan apa pun atas nama sesama manusia yang memiliki jiwa.

    Buku ini ditutup dengan isu sosial yang masih menjadi momok di negeri ini. Ironi yang sering ditutupi atas nama harga diri. Keadilan yang berujung buntu dengan dalih siapa yang paling berhak disalahkan.

    Rahimna hanya diam. Pikirannya melayang berusaha membentuk postur tubuh Ara dari sisa-sisa memorinya. Apanya yang menarik dari tubuh kururs kering milik putri semata wayangnya itu. Buah dadanya bahkan belum pula tumbuh. Ataukah dia yang salah mengingat?

    Membaca kisah-kisah dalam buku Divorbia melahirkan tanya, apakah kehidupan memang sepilu itu? Atau mungkin sebenarnya manusia sendiri yang menghancurkan indahnya kehidupan ini?

    Judul : Divorbia | Penulis : Sabrina Lasama | ISBN : 978-623-78071-4-8 | Penerbit : Caraka Publishing | Tebal : 66 halaman

    Pebri Ika, anggota ODOP batch 6 yang berasal dari Tuban, Jawa Timur. Tulisan-tulisan lainnya bisa dibaca di www.pebriika.my.id