Oleh: Adelanafi Cerita di Persimpangan Jalan Tuan.. Aku termangu dalam ruang sepi tak berteman Susuri sunyi desiran waktu yang tak mungkin mengeluh Bibirku kelu sekedar berkata Memandang bulan rebah saat kuterlentang melawan arah Berusaha menolak bayang lama kian membuatku sengsara Aku rapuh Jatuh bersimpuh susah tumbuh Bila jua tuan rasa menjuntai iba Aku tetap dirangkul tikaman tak kasat mata Aku diterpa petaka tak bersisa Akankah tuan meraba? Lenyapkan dahaga yang aku punya Datang kembali ke depan mata Meski harapku sebatas fatamorgana Sketsa Abu Aku tertunduk lugu Terjebak dalam pilu semesta biru Meski luas lukis kelabu Seluruh penjuru menikamku pada nyata yang nampak semu Baiknya aku diam dulu Tak peduli panas api atau dingin salju membunuh waktu Ku tak mau sketsaku turut layu Macam hati termakan rindu yang tak ujung temu Sambil duduk termangu Pandang langit biru berselimut awan abu Aku curahkan segala ilmu Agar padam api cemburu Sebetulnya aku ragu Tak sedikit rela sketsa putih tertelan kelabu Bergambar sendu di kala rayuanmu bergelayut mesra ke puncak halu Aluni alufiru mimpi yang memaku banyak jiwa tenangku Tapi... aku sedia demi sketsa suciku Biar dia tetap bernada merdu Iringi kisahku yang berakhir lebur Di Balik Kenangan Hujan, Tuan Dinantikan Tuan.. Kata demi kata kutarah tuk memuja Betapa aku berbangga ketika kau datang membawa suka Sengaja meminta, mempersilahkan kau singgah lebih lama biar kumerasa bahagia Katamu indah catatan senja adalah bentuk kolam penghias rasa Menjelma siulan asmara iringi laju kita berdua Lukis elok sandiwara di tengah tarian gelombang samudra Dan... lepas hiasi peristiwa lampau untukku tersenyum bersama gugur daun musim kemarau Tapi tuan... Akankah kau paham? Kini aku teramat luka Hancur hati seketika saat kau memutuskan tiada entah ke mana Aku letih pula sedih menahan perih Kau lenyap seolah menantangku lalui rongga kesendirian bersisa sepi Tanpa ujung helai yang kan bersalam damai Ah, tuan... Sepertinya aku menyerah Aku pasrah Aku terlalu dalam menyelam kesunyian ini sendiri tanpa kau di sisi Kini aku tak lagi bisa memaksa Aku sadar aku cukup berdosa bila terus mendesak di mana kau berada Hanya rasa rela kan kuberi walau sedikit tak terima Kau memilih benar-benar pergi dan mungkin tak akan pernah kembali Adelanafi adalah nama pena dari Siti Dela Khoyrunnisa, anggota ODOP batch 7 kelahiran Ciamis, 13 Oktober 2001.