BLANTERORBITv102

    Cerita di Persimpangan Jalan

    Minggu, 01 Desember 2019

    Oleh: Adelanafi

    Cerita di Persimpangan Jalan

    Tuan..
    Aku termangu dalam ruang sepi tak berteman
    Susuri sunyi desiran waktu yang tak mungkin mengeluh
    Bibirku kelu sekedar berkata
    Memandang bulan rebah saat kuterlentang melawan arah
    Berusaha menolak bayang lama kian membuatku sengsara

    Aku rapuh
    Jatuh bersimpuh susah tumbuh
    Bila jua tuan rasa menjuntai iba
    Aku tetap dirangkul tikaman tak kasat mata
    Aku diterpa petaka tak bersisa

    Akankah tuan meraba?
    Lenyapkan dahaga yang aku punya
    Datang kembali ke depan mata
    Meski harapku sebatas fatamorgana

    Sketsa Abu

    Aku tertunduk lugu
    Terjebak dalam pilu semesta biru
    Meski luas lukis kelabu
    Seluruh penjuru menikamku pada nyata yang nampak semu

    Baiknya aku diam dulu
    Tak peduli panas api atau dingin salju membunuh waktu
    Ku tak mau sketsaku turut layu
    Macam hati termakan rindu yang tak ujung temu

    Sambil duduk termangu
    Pandang langit biru berselimut awan abu
    Aku curahkan segala ilmu
    Agar padam api cemburu

    Sebetulnya aku ragu
    Tak sedikit rela sketsa putih tertelan kelabu
    Bergambar sendu di kala rayuanmu bergelayut mesra ke puncak halu
    Aluni alufiru mimpi yang memaku banyak jiwa tenangku

    Tapi... aku sedia demi sketsa suciku
    Biar dia tetap bernada merdu
    Iringi kisahku yang berakhir lebur

    Di Balik Kenangan Hujan, Tuan Dinantikan

    Tuan..
    Kata demi kata kutarah tuk memuja
    Betapa aku berbangga ketika kau datang membawa suka
    Sengaja meminta, mempersilahkan kau singgah lebih lama biar kumerasa bahagia

    Katamu indah catatan senja adalah bentuk kolam penghias rasa
    Menjelma siulan asmara iringi laju kita berdua
    Lukis elok sandiwara di tengah tarian gelombang samudra
    Dan... lepas hiasi peristiwa lampau untukku tersenyum bersama gugur daun musim kemarau

    Tapi tuan...
    Akankah kau paham?
    Kini aku teramat luka
    Hancur hati seketika saat kau memutuskan tiada entah ke mana
    Aku letih pula sedih menahan perih
    Kau lenyap seolah menantangku lalui rongga kesendirian bersisa sepi
    Tanpa ujung helai yang kan bersalam damai

    Ah, tuan...
    Sepertinya aku menyerah
    Aku pasrah
    Aku terlalu dalam menyelam kesunyian ini sendiri tanpa kau di sisi
    Kini aku tak lagi bisa memaksa
    Aku sadar aku cukup berdosa bila terus mendesak di mana kau berada
    Hanya rasa rela kan kuberi walau sedikit tak terima
    Kau memilih benar-benar pergi dan mungkin tak akan pernah kembali

    Adelanafi adalah nama pena dari Siti Dela Khoyrunnisa, anggota ODOP batch 7 kelahiran Ciamis, 13 Oktober 2001.