BLANTERORBITv102

    Munas di Malang Selalu Terkenang

    Senin, 01 Juli 2019

    Oleh: Novarina DW

    Sebetulnya aku malu juga baru menulis tentang Musyawarah Nasional (Munas) keluarga besar kesayangan kita ini, One Day One Post (ODOP) di Malang, beberapa bulan yang lalu. Kalau tidak salah tanggal 29-30 Juni 2019 (ya ampun, sampai lupa tanggalnya. Maafkan aku ya, teman-teman). Alasan terkendala waktu, banyak tugas kantor, diklat yang harus kuikuti dan sebagainya, sepertinya hanya alasan klise saja. Tetapi apa daya bila kenyataannya seperti itu. Jangankan menulis tentang cerita selama Munas, membuat postingan di blog saja sudah semakin jarang. Hadewww … apa aku masih layak menggaungkan diri sebagai penulis? Apalagi? Alamak! Blogger!

    Tapi demi cintaku padamu #eh, demi cinta pada keluarga besar ini, dan memang pernah berjanji pada diri sendiri, akan menulis tentang cerita selama Munas kemarin, maka aku membuat tulisan ini. Meskipun bisa jadi, tulisan ini terasa hambar dan tidak semenarik cerita teman-teman yang juga mengikuti Munas di Malang.

    Baiklah. Cerita berawal dari sebelum kepergian ke Malang. Seperti pertemuan pertama ODOP di Yogyakarta, keluarga kecilku memang ikut serta. Bahkan kali ini bertambah dengan ibu dan keponakanku, sekaligus bersilaturahim ke kakak-kakak sepupu dan adik ibuku (bulek) yang kebetulan juga berdomisili di Malang. Ini nih foto rombongan kecil kami.


    Sebelum ke penginapan, aku mengantar Ibu dan satu keponakanku ke rumah kakak sepupu di daerah Candirenggo, Singosari, Kabupaten Malang. Satu keponakan ikut kami ke tempat penginapan yang telah disepakati sebagai tempat Munas kali ini, yaitu di Amalia Guest House.

    Seperti biasanya, kalau mau menginap di suatu tempat, aku kepo-kepo dulu tempat penginapannya, termasuk di Amalia Guest House ini. Dari hasil browsing sih kayaknya lumayan enak. Lokasi yang berada di tengah kota, dekat pusat kuliner, dekat taman kota, ada lokasi bermain, cocok deh buat tempat menginap, apalagi bersama keluarga. Aku sudah ngebayangin aja, pasti tempatnya oke punya.

    Apakah memang penginapan Amalia Guest House memang seperti bayanganku? Well … meskipun ada sedikit kecewa, tapi secara keseluruhan, tempat penginapan ini oke kok. Jadi ceritanya, pas kami datang, dan berada di kamar yang telah disediakan, hal pertama kali yang aku lihat adalah kamar mandi. Pas nyalain kran air, lha kok airnya berwarna hitam. Kagetlah aku. Lantas kunyalakan saja kran tersebut sampai air berwarna jernih. Mungkin kran airnya lama tidak dipakai atau salurannya pas agak mampet. Entahlah.


    Berhubung pas aku datang, teman-teman masih berada di Boba Library (dan aku dengan sangat terpaksa tidak bisa ikut acara ini, karena masih ada keperluan di tempat kakak sepupu), so sambil menunggu datangnya teman-teman ke tempat penginapan, kami bersih-bersih diri sekaligus rebahan sebentar. Kasurnya lumayan gede lho, cukup buat kami berempat (aku, suami, Rafa dan keponakanku, Bisma).

    Menjelang Magrib, rombongan teman-teman yang dari Boba Library datang. Riuh banget, deh. Rame. Udah ngebayangin aja ntar kalo ngumpul semua. Tambah rame, pastinya. Saat itu aku udah sempat ketemu Mbak Hiday, Mas Umar, Mbak Mabruroh, Mbak Tita, Mbak Dian Fajar, Mas Ian, Mbak Ika, Mbak Ezza, Pak Walimin, Mas Agus dan Mas Heru.

    Ada satu cerita menarik terutama dari anggota ODOP yang asalnya paling jauh, yaitu mbak Ika dan mbak Ezza yang dari Lampung. Semangat mereka untuk menghadiri Munas kali ini sangat luar biasa. Jarak terbentang tidak menyurutkan niat mereka untuk hadir. Sungguh luar biasa lho!

    Oiya, saat itu, ada juga peristiwa menggelikan. Untuk pertama kalinya aku bertemu dengan Mas Winarto. Gimana nggak menggelikan. Kami sama-sama berasal dari Nganjuk, eh ketemunya malah di Malang, hehe.

    Pas malam hari, ada acara sharing ilmu dari Mas Heru, Mas Umar dan Mbak Hiday. Mereka keren-keren lho. Jadi auto minder deh aku. Hiks. Apalah diriku ini. Writer aja yang wannabe.

    Malam itu, kami juga menikmati makan malam bersama. Sayangnya, Pak Ketua yaitu Mas Wakhid masih dalam perjalanan dan belum bisa bergabung. Padahal aku ingin sekali ketemu beliau, lho. Kangen #ups. Hahaha.

    Pas acara malam itu, Mbak Ika juga sharing ilmu tentang merajut. Aku beruntung lho, mendapat hasil karyanya. Sebuah tatakan gelas ^^ (terima kasih banyak ya, Mbak Ika).

    Pagi hari, ada acara game yang sayangnya aku tidak bisa ikut karena harus momong. Aku, Rafa dan Bisma jalan-jalan di sekitar hotel, karena mereka berdua tidak mau diajak nge-game. Tapi sempat foto barengan (waktu itu) calon pengantin baru, yaitu Mbak Nisa....

    Menjelang siang, sebelum acara inti dimulai, kami yang berada di hotel mempersiapkan segalanya. Ada yang memasang banner, ada yang bersih-bersih, ada juga yang menyiapkan makanan. Aku bersama Mbak Dian Fajar dan Mbak Yeti membantu menyiapkan buah-buahan untuk rujakan.

    Ini nih beberapa foto keseruan kami pas Munas kemarin. Ada foto-foto aku satu frame dengan Pak Ketua yaitu Mas Wakhid (Suden Basayev), bersama eks Grup Kentang, dan foto bersama.


    Oiya. Sepertinya memang aku sendiri belum bisa benar-benar move on dari Grup Kentang, ya. Meskipun dulu aku dan mbak Mabruroh pernah ‘dikerjain’ sama Mas Wakhid dan Mbak Nisa, tetapi ternyata rasa sayang pada grup itu masih terpatri lho #eeaa. Buktinya, di daftar kontak hape-ku, nama Pak Ketua adalah: Kentang Odop Wakhid! Ssst … jangan bilang-bilang dia, ya. Hahaha. Ini nih foto kami, para pije (aku dan mbak Mabruroh) serta sebagian dari eks (kalau tidak mau disebut mantan, hehe) dari Grup Kentang, yaitu Mas Wakhid, Mbak Titi dan Mbak Nisa.

    Selanjutnya, acara inti siang itu adalah membahas evaluasi kepengurusan ODOP yang telah berjalan, rencana program-program ODOP selanjutnya (termasuk akan diadakannya rekrutmen peserta ODOP Batch 7). Kami berdiskusi sambil ngerujak juga. Mantap deh rujak buahnya. Selain itu, acara yang tak kalah seru adalah: tukar buku! Sepertinya acara ini akan menjadi agenda rutin bagi kami.

    Saat itu, buku soloku yang berjudul Selalu Ada Jalan Terbaik sebetulnya yang ‘dapat’ Mbak Sakifah. Berhubung Mbak Kifa sudah punya (terima kasih sudah membeli bukuku ^^), akhirnya Mbak Kifa saling tukar dengan Mbak Ezza yang mempunyai postur tinggi. Sosok Mbak Ezza mengingatkanku pada sosok Irene (dimana dikau sekarang? Nyaris tidak pernah nongol di Grup Keluarga Besar ODOP), dengan postur tubuh yang menjulang. Aku sendiri saat itu dapat buku Boy Chandra dari Mbak Dian Fajar (terima kasih, ya, Mbak Dian ^^).


    Hari itu, sungguh saat yang berkesan. Tidak kalah seru dengan kopdar saat di Yogyakarta. Rasanya ingin mengulang kembali kebersamaan kami. Terima kasih teman-teman ODOP. Aku bangga menjadi bagian dari kalian. Sampai jumpa di Munas selanjutnya (kalau tidak salah, rencananya di Bandung ya? Aseek. Hehe).

    I love you all… muaachhh :D

    #MunasODOP
    #2019
    #Malang

    Novarina DW Ibu 1 anak, ASN di Pemkab Nganjuk. Penulis buku, blogger dan freelance writer. Akun Facebook: Novarina Dian Wardani, IG: @nova_dw, blog : www.nodiwa.com, email : nodiwa.78@gmail.com.